Jumat, 15 Januari 2021

Teori Dasar Kemagnetan

Magnet adalah suatu objek yang mempunyai suatu medan magnet Kata magnet berasal dari bahasa Yunani yaitu magnitis lithos  yang berarti batu Magnesian (nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang di mana terkandung batu magnet). Gaya yang dimiliki oleh magnet dikenal dengan nama magnetisme. Magnet memiliki berbagai bentuk dan dianamakan sesuai bentuknya, yaitu magnet batang, magnet U, magnet jarum, magnet ladam, magnet keping, dan magnet silinder.

Magnet selalu memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut tetap akan memiliki dua kutub. Kutub utara magnet menunjukan kutub utara bumi dan kutub selatan menunjukan kutub selatan bumi (secara geografis). Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam terutama besi dan baja. Sedangkan oksigen dan benda/zat cair merupakan contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah terhadap magnet.

Cara Membuat Magnet:

a. Digosok dengan magnet lain secara searah.
Arah gosokan dibuat searah agar magnet elementer yang terdapat pada besi letaknya menjadi teratur dan mengarah ke satu arah. Kutub-kutub yang terbentuk tergantung pada kutub magnet yang digunakan, maksudnya pada ujung terakhir besi yang digosok, akan memiliki kutub yang berlawanan dengan kutub ujung magnet penggosoknya.

b. Induksi magnet
Besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan cara induksi, apabila besi dan baja diletakkan di dekat magnet tetap (contohnya magnet neodymium) sehingga magnet elementer yang terdapat pada besi dan baja akan terpengaruh atau terinduksi magnet tetap yang menyebabkan letaknya teratur dan mengarak ke satu arah. Dan ujung besi yang berdekatan dengan kutub magnet batang, akan terbentuk kutub yang selalu berlawanan dengan kutub magnet penginduksi.

c. Arus listrik searah atau DC (Elektromagnet)
Magnet dapat dibuat dengan cara meliliti besi atau baja dengan kawat penghantar yang dialiri arus DC karena arus DC dapat menyamakan arah magnet elementer pada besi atau baja. Dan kutub yang terbentuk tergantung arah lilitan kawat penghantar, maksudnya apabila arah arus berlawanan arah jarum jam, maka ujung A besi atau baja akan menjadi kutub utara dan ujung B akan menjadi kutub selatan, dan sebaliknya jika arah arus berlawanannya searah jarum jam, maka ujung A besi atau besi akan menjadi kutub selatan dan ujung B akan menjadi kutub utara.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3. 1

    KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3. 1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN   Sri Haryanti, S.Si CGP Angkatan 6   Pe...